Luka

Kita bertumbuh atas luka.
Pertumbuhan rasa pada diriku semakin menjulang.
Sedangkan mungkin di dirimu ingin segera kau tebang.
Atas luka apa yang kau rasa, yang aku tak tahu betul bagaimana bentuknya.
Aku terus bertanya, hatimu untuk siapa?
Adakah sedikit namaku di dalamnya?
Walau otak terus berkata bahwa sudah jelas kau berpihak padanya.
Sedang aku masih saja bertarung, naik turun, kadang menyesali, kadang merinduimu sampai rasanya kacau tak karuan.
Kapan ini akan sembuh?
Kapan akan layu dan tumbuh tunas atau menyemai bibit baru?
Nyatanya masih saja aku agungkan namamu, walau sudah jelas kau hiraukan aku.

Komentar